pemeriksaan fisik ibu hamil
1 Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh
dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam
rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh normal di dalam rahim ibu. Pemeriksaan fisik tidak hanya bermanfaat bagi
ibu hamil, termasuk janin yang dikandungnya. Rangkaian pemeriksaan ini bisa
mendeteksi secara dini bila ada kelainan kehamilan. Sehingga bisa segera
diterapkan tindakan penanganan yang tepat. Tumbuh kembang buah hati juga lebih
terpantau dengan baik, sehingga bisa mencegah bayi lahir mati, berat badan bayi
rendah, lahir prematur dan mencegah bayi mati saat baru lahir. Pemeriksaan
sebaiknya dilakukan sedikitnya sekali saat trimester pertama dan sebulan sekali
saat trimester kedua. Sedangkan kalau usia kehamilan 28 minggu pemeriksaan
diterapkan 3 minggu sekali, 32 minggu 2 minggu sekali dan 38 minggu seminggu
sekali. Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa
pemeriksaan. Secara umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan.
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru,reflex, serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan pernapasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi,tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk
badan.pemeriksaan kebidanan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan. Pada saat
melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan
membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien. Pengkajian fisik
harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan. Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian fisik, di
antaranya sikap petugas kesehatan saat melakukan pengkajian. Selain harus
menjaga kesopanan, petugas harus membina hubungan yang baik dengan pasien.
Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan lingkungan tempat pemeriksaan senyaman
mungkin, termasuk mengatur pencahayaan. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil selain
bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan
untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Penentuan
apakah sang ibu sedang hamil atau tidak sangat diperlukan saat ibu pertama kali
berkunjung ke petugas kesehatan. Jika hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama
sang ibu dinyatakan hamil, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan berapa
usia kehamilannya. Setiap pemeriksaan kehamilan adalah dengan melihat dan
meraba petugas akan mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik,
tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, serta di mana
letak janin.
2. Cara Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk
menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka atau wajah, pucat
atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya
adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai apakah perut
membesar kedepan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta
ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian pemeriksaan
ektremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
b. Palpasi
Palpasi dilakukan utnuk
menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan
letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan
metode Leopold yakni :
1. Leopold
I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia
kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri
sebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada
lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi
bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada dalam fundus. Bila kepala
sifatnya keras, bundar dan melenting. Sedangkan akan lunak, kurang bundar dan
kurang melenting.
2. Leopold II
Leopold II digunakan
untuk menentukan letak punggung dan letak bagian kecil janin. Caranya letak 2
tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakah bagian terkecil janin.
3. Leopold III
Leopold III digunakan
untuk menentukan bagian yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah
anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya, tekan dengan
ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke
dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian
presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
4. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang
menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam
rongga panggul. Caranya, letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan
ke dalam dan gerakan jari-jari ke arah rongga panggul, dimanakah tonjolan
sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pemerisaan ini tidak
dilakukan bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan Leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup
besar, kira-kira bulan 6 ke atas. c. Auskultasi Auskultasi, dilalukan umumnya
dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali
pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi
aorta, serta bising usus. Bunyi jantung anak dapat didengar pada akhir bulan
ke-5, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada akhir bulan ke-3.
Bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan di bawh tali pusar bila
presentasi kepala. Bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi di
daerah bokong. Bila terdenga pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka
anak fleksi dan bila sepihak maka
defleksi. Dalam keadaan sehat,bunyi jantung antara 120-140 kali permenit. Bunyi
jantung dihitung dengan mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila kurang dari
120 kali permenit atau lebih dari 140 per menit, kemungkinan janin dalam
keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung anak, dapat didengarkan bising tali
pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang frekuensinya
sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta frekuensinya sama seperti denyut nadi
dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
. Pengukuran panggul luar
Persalinan dapat berlangsung dengan
baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama
ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah
persalinan dapat berlangsung normal atau tidak, pengukuran panggul diperlukan.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang a’term dengan
spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun
begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan kesukaran
kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang
(exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari bagian
lunak jalan lahir. Pemeriksaan ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu.
Namun biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi
A. Ada dugaan disproporsi atau ketidaksesuaian
besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya jika ukuran bayi besar, sedangkan
panggul ibu sempit. Biasanya bayi berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara
normal. Selain kepala tidak bisa memasuki rongga panggul, ukuran bahu bayi yang
juga lebar menghambat bayi turun ke panggul
B. Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan
yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini boleh jadi kurang ideal bagi ibu untuk
melahirkan secara normal.
C. Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul,
seperti TBC tulang, rakhitis, atau polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak
bentuk panggul, menjadi bengkok ataupun tidak beraturan.
D. Kelainan letak bayi, misalnya posisi
wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar, adalah
ubun-ubun bayilah yang menghadap jalan lahir.
Bentuk-bentuk Panggul Wanita
Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul:
1. Panggul Gynecoid Bentuk panggul
ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita.
2. Panggul Androi Bentuk PAP seperti
segitiga, merupakan jenis jenis panggul tipikal pria
3. Panggul Antropoid Bentuk PAP seperti
elips, agak lonjong seperti telur
4. Panggul Platipeloid Bentuk PAP
seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka belakang.
Ukuran-ukuran luar dapat
memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar
yang terpenting adalah :
a. Distantia spinarium Jarak antara
spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (23-26 cm).
b. Distantia cristarum Jarak yang
terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm).
c. Conjugata externa (baudeloque) Jarak antara
pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke-V
(18-20 cm).
d. Ukuran lingkar panggul Dari pinggir
atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
trochanter major sepihak dan kembali melalu tempat-tempat yang sama di pihak
lain. Ukuran-ukuran luar bias ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran
lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur (80-95 cm).
4 Menghitung taksiran persalinan Saat
dokter mengatakan seorang ibu positif hamil, saat itu pula anda mulai menghitung
usia kehamilan. Namun seringkali ibu hamil tidak tahu pasti berapa usia
kehamilannya. Hal ini karena terkadang si ibu tidak mengetahui secara pasti
kapan pembuahan terjadi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menghitung usia kehamilan. Anda bisa memilih yang paling mudah dan nyaman untuk
dilakukan.
a. Hari pertama haid terakhir (HPHT) Metode ini
membutuhkan pengetahuan Anda tentang siklus menstruasi. Berdasarkan siklus,
dokter bisa memperkirakan usia kehamilan dan tanggal kelahiran si kecil yang
dihitung berdasarkan rumus Naegele. Cara menghitungnya yaitu tentukan hari
pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
1. Jika HPHT Ibu ada pada bulan Januari
– Maret Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0). Misal, HPHT 10
Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) = 17-10-2010 atau
17 Oktober 2010 2)
2. Jika HPHT Ibu ada pada bulan April – Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1). Misal, HPHT 10 Oktober
2010, maka perkiraan lahir (10 + 7), (10
– 3), (2010 + 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
a. Rumus ini hanya bisa diterapkan pada
wanita yang daur haidnya teratur, yakni antara 28-30 hari.
b. Perkiraan tanggal persalinan sering
meleset antara 7 hari sebelum atau setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan
lahir sesuai perhitungan ini.
c. Untuk mengurangi kemungkinan terlalu
melesetnya perhitungan pada wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan
beberapa hari dari hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi
beberapa hari.
b. Gerakan janin Perlu untuk diketahui
bahwa pada kehamilan pertama gerakan janin mulai terasa setelah kehamilan
memasuki usia 18-20 minggu. Sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya,
gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu.
c. Tinggi puncak rahim Biasanya, dokter
akan meraba puncak rahim (Fundus uteri) yang menonjol di dinding perut dan
penghitungan dimulai dari tulang kemaluan. Jika jarak dari tulang kemaluan
sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan sudah mencapai 28
minggu. Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini menunjukkan usia
kehamilan sudah mencapai 36 minggu. Perlu dietahui, ukuran maksimal adalah 36
cm dan tidak akan bertambah lagi meskipun usia kehamilan mencapai 40 minggu.
Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan yang akan dialami adalah janin Anda
besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.
d. Menggunakan 2 jari tangan Pengukuran
dengan menggunakan 2 jari tangan ini hanya bisa dilakukan jika ibu hamil tidak
memiliki berat badan yang berlebih. Caranya; letakkan dua jari Anda diantara
tulang kemaluan dan perut. Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak
rahim masih di bawah pusar, maka setiap penambahan 2 jari berarti penambahan
usia kehamilan sebanyak 2 minggu.
e. Menggunakan ultrasonografi (USG) Cara
ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter. Tingkat akurasinya
cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG maka usia kehamilan dan perkiraan
waktu kelahiran si kecil bisa dilihat dengan jelas melalui “gambar” janin yang
muncul pada layar monitor.
Alat dan Bahan
1. Wastafel
2. Tensimeter
3. senter
4. Hammer
5. Thermometer
6. Air clorin
7. Air Sabun
8. Air DTT
9. Pengukur LILA / pita ukur
10. Timbangan BB
11. Stetoskop
12. Leanec / Doppler / monoskop
13. Pengukur tinggi badan
14. Metlin
15. Jangka panggul
16. Jam tangan
17. Selimut
18. Baju ibu
19. Baju Leopold
20. Kassa bersih/Tissue
21. Kapas steril
22. Perlak
23. Bengkok
24. Bak instrument
25. Kom
26. Baskom
27. Handscoon
Prosedur
1. Menyambut ibu dan keluarga dengan
sopan, ramah dan memprkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur yang akan di
lakukan
3. Teruji memposisikan pasien dorsal
recumbent
4. Tanggap terhadap reaksi pasien dan
kontak mata
5. Teruji sabar dan teliti
6. Cuci tangan
7. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan
kandung kemihnya
8. Mengukur BB
9. Mengukur TB
10. Mengukur LILA ( ibu duduk di tempat
tidur) Pemeriksaan TTV ( posisikan ibu dalam keadaan terlentang di tempat
tidur)
11. Memsang selimut
12. Mengukur suhu
13. Mengukur tekanan darah
14. Menghitung nadi selama 1 menit
15. Menghitung RR selama 1 menit Pemeriksaan
kepala dan leher
16. Melakukan pemeriksaan kondisi rambut
17. Melakukan pemeriksaan pada muka (
inspeksi)
18. Melakukan pemeriksaan conjungtiva dan skelera
19. Melakukan pemeriksaan hidung
20. Melakukan pemeriksaan telinga
21. Melakukan pemeriksaan bibir
22. Melakukan pemeriksaan gigi
23. Melakukan pemeriksaan leher( vena
jugularis dan kelenjar tyroid)
24. Melakukan pemeriksaan payudara kanan
dan kiri Pemeriksaan daerah abdomen
25. Menggosokkan kedua telapak tangan
supaya hangat
26. Berdiri di samping kanan ibu
27. Melakukan pemeriksaan abdomen (
terdapat pembesaran hepar, limfe, ginjal, terdapat bekas operasi atau tidak )
LEOPOLD I Pemeriksaan TFU dengan Mc. Donald
28. Menengahkan uterus menggunakan kedua tangan
dari kanan dan kiri atas simfisis sampai ke fundus uteri
29. Menganjurkan ibu untuk menekuk 2 kaki
30. Menentukan TFU dengan cara Mc. Donald
( menggunakan pita buta )
31. Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan
TFU Menentukan bagian janin yang ada di fundus LEOPOLD II
32. Kedua tangan di letakkan di samping
kanan dan kiri perut ibu untuk menentukan letak punggung janin LEOPOLD III
33. Tangan kiri menahan fundus, tangan kanan
memegang bagian terendah janinnya ada di perut ibu, kemudian menggoyangkannya
untuk menentukan apa yang menjadi bagian terbawah janin LEOPOLD IV
34. Memposisikan ibu dengan kedua kaki di
luruskan dan menghadap ke arah kaki ibu
35. Kedua tangan di letakkan pada kedua
sisi bagian bawah rahim, dan menilai apakah bagian terbawah janin sudah masuk
PAP atau belum, apabila divergen seberapa jauh penurunan pada bagian bawah
janin
36. Menanyakan tanda- tanda PMS, HIV/AIDS
37. Melakukan pemeriksaan genetalia ekterna ( bila
ada indikasi ) Pemeriksaan ekstermitas
38. Memeriksa odema dan varises pada tangan dan
kaki Pemeriksaan refleks patella
39. Menganjurkan ibu untuk duduk dengan kaki
tergantung dan santai
40. Mengalihkan perhatian ibu agar tidak
berkonsentrasi pada lutut
41. Mengetuk bagian bawah tendon di bawah
tempurung lutut dengan refleks hammer
42. Menentukan refleks
positif/negatif/kuat dan cepat Pemeriksaan panggul luar
43. Mengukur distansia spinarum
44. Mengukur distansia cristarum
45. Mengukur conjungata eksterna
46. Mengukur lingkar panggul
47. Membereskan alat
48. Melakukan evaluasi
49. Melakukan dokumentasi
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL
1. Mempersiapkan alat yang akan
digunakan
a. Timbangan
b. pengukur tinggi badan
c. Termometer
d. Jam tangan
e. Linex
f.
Metlin
g. Stetoskop
h. Tensimeter
i.
Reflek hammer
j.
Senter
k. Selimut
l.
Jangka
panggul
m. Pengukur lila Penimbangan BB
2. Beritahu ibu untuk ditimbang Bbnya
3. Sepatu/sandal dilepas
4. Barang bawaan diletakkan
5. Jarum timbangan pada titik nol
6. Tentukan hasinya
7. Beritahun ibu berat badanya, normal,
naik atau turun dari sebelumnya
Pengukuran TB
8. Beritahu ibu untuk mengukur Tbnya
9. Sepatu/sandal dilepas
10. Ibu diberitahu tinggi badannya
11. Catat hasilnya Pengukuran LILA
12. Beritahu ibu untuk mengukur lengan
atasnya
13. Lengan baju kiri dibuka, siku dilipat
14. Pita LILA diletakkan pada puncak bahu
direntangkan sampai ke ujung siku tentukan bagian tengah pita
15. Buatlah lingkaran lengan dibatas
bagian tengah lengan
16. Tentukan besar lingkar lengan
17. Beritahu ibu hasilnya (normal/kurang)
18. Catat hasilnya Pengukuran tekanan
darah
19. Beritahu ibu untuk pemeriksaan
tekanan darah
20. Ibu dalam posisi duduk tensimeter
diletakkan setinggi jantung (bila posisi ibu berbaring, tensimeter diletakkan
dengan lengan kanan)
21. Lengan baju kanan dibuka/disingsing
sampai batas bahu, tidak boleh menekan lengan/longgar
22. Manset dipasang 3 jari diatas lipatan
siku (manset tidak dipasang terlalu longgar atau terlalu kencang)
23. Kedua pipa karet persis pada kedua
arteri brachialis dan tidak menutup siku
24. Air raksa/jarum pengukur berada pada angka nol
25. Air raksa dipompa perlahan-lahan
sampai terdengar bunyi denyut jantung nadi teruskan pompa sampai 10 mmhg dari
batas sunyi
26. Turunkan air raksa perlahan-lahan
sampai terdengar bunyi pertama (sistole) teruskan turunkan air raksa sampai
terdengar suara terakhir (Distole)
27. Tentukan tekanan darah ibu
28. Catat hasilnya
29. Beritahu ibu hasilnya
30. Pengukuran Nadi
31. Pengukuran suhu
32. Penghitungan jumlah respirasi
33. Pemeriksaan daerah kepala Pemeriksaan daerah
muka
34. Beritahu ibu untuk pemeriksaan muka
35. Kulit muka
36. Conjungtiva Anemi/ tidak
37. Hidung ada polip atau tidak
38. Telinga ada serumen atau tidak
39. Bibir
40. Pemeriksaan gigi (berlubang, karies)
Pemeriksaan leher
41. Beritahu ibu untuk pemeriksaan leher
42. Pembesaran vena leher
43. Pemeriksaan tyroid (pemeriksa berada
didepan ibu, kemudian perhatikan apakah terdapat pembesaran pada leher bagian
depan ketika kepala dalam posisi biasa dan ketika kepala pada posisi tengadah
kemudian ibu diminta untuk menelan, tentukan apakah kelenjar tyroid teraba/tidak
Pemeriksaan payudara
44. Beritahu ibu untuk pemeriksaan
payudara Palpasi untuk menemukan benjolan
45. Tekankan telapak tangan pada sisi
luar payudara kiri dan bergeser secara perlahan menuju putting, rasakan apakah
ada benjolan atau tidak
46. Ulangi dari sisi bagian dalam ke arah
putting payudara kiri
47. Lakukan hal yang sama pada payudara
kanan Periksa putting susu
48. Tarik keluar
49. Retak-retak
50. Perhatikan cairan yang keluar dari putting
susu
51. Beritahu ibu hasilnya Pemeriksaan
daerah Abdomen
52. Beitahu ibu untuk pemeriksaan abdomen
53. Perabaan pada daerah hati
54. Perabaan pada daerah limpa
55. Beritahu hasilnya Pengukuran tinggi
fundus dengan Mc Donald
56. Beritahu ibu untuk pemeriksaan tinggi
fundus uteri
57. Beritahu ibu kegunaan pengukuran TFU
58. Teruskan batas atas simpisis pubis dengan
ujung jari tangan kanan
59. Tanpa merubah posisi ujung jari
tangan kanan di sympisis pubis letakkan titik nol ujung pita pengukuran pada
batas atas sympisis , tahan dengan ujung jari tangan kanan
60. Tari pita pengukur dengan tangan
sampai batas atas fundus uteri(pastikan fundus uteri tidak dalam keadaan
kontraksi)
61. Tentukan tinggi fundus uteri
62. Tentukan pertumbuhan janin
63. Beritahu ibu tentang pertumbuhan janinnya
Memeriksa genetalia
64. Menanyakan tanda-tanda PMS, HIV/AIDS
65. Melakukan pemeriksaan genetalia (atas
indikasi) Memeriksa oedema pada kaki
66. Beritahu ibu untuk pemeriksaan oedema
kaki
67. Ibu jari menekan tulang kering tungkai ibu
sesaat
68. Tentukan apakah ada oedema atau tidak
69. Beritahu hasilnya Pemeriksaan refleks
patella
70. Beritahu ibu tentang proses dan
maksud pemeriksaan
71. Ibu dianjurkan duduk dengan kaki
tergantung dan santai
72. Alihkan perhatian ibu agar tidak
berkonsentrasi pada lutut
73. Ketok bawah lutut pada bagian tendon
dibawah tempurung lutut dengan reflek hammer
74. tentukan refleks positif/ negatif/
kuat dan cepat
75. Beritahu ibu hasilnya
76. Pemeriksaan panggul (atas indikasi)
Daftar Pustaka
Varney, Helen dkk. 2003. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Ed.4 Vol.1. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam.
1998. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC E.
Komentar
Posting Komentar