Pentingnya Pemelihara kesehatan anak usia dini
Pentingnya
Pemeliharaan Kesehatan Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana
anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan
yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak
adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang besar,
dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti, “anak sehat
biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan
teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang
banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas
atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru
hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai
dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini
pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan
perkembangan anak.
Intensitas dalam pemeliharaan dalam
pelayanan kesehatan anak akan lebih tinggi dari orang dewasa, tentu ini
dikarenakan anak usia dini belum mandiri dan masih membutuhkan bantuan dari
orang lain. Pada anak usia dini juga, harus dibiasakan dan
dilatih untuk mandiri dalam menjaga kesehatan pribadi dengan kegiatan
sehari-hari yang mudah dilakukan oleh anak, seperti memotong kuku, menggosok
gigi, melatih untuk mandi sendiri. Namun dalam hal ini pengawasan dari orangtua
dan guru masih sangat diperlukan untuk membenarkan dan juga menghindari
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh anak.
Secara umum, pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini bertujuan agar tidak terjadi penyakit
yang dapat mengganggu belajar serta kecerdasan anak. Selain itu cara
pemeliharaan kesehatan ini bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri anak
serta lingkungannya, menjaga jenis makanan yang dikonsumsi, imunisasi tepat
waktu, pembiasaan perawatan diri yang baik, pembiasaan mengatur pola hidup anak
yang baik dan lain sebagainya.
Dalam hal ini perawatan kesehatan
pada anak usia dini dapat diawali dari pemberian makanan yang sehat
dan menjaga kebersihan. Mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisiknya, tentu
saja ini harus didukung oleh orang-orang sekitarnya terutama keluarganya agar
mencontohkan juga membimbing anak untuk hidup dengan sehat. Makanan yang
diberikan kepada anak harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak usia dini. Dalam
pemberian makanan pada anak, usahakan makanan tersebut terlihat menarik agar
anak tertarik untuk memakannya. Ini juga dapat bermanfaat ketika anak tidak
menyukai suatu makanan, kita dapat memanipulasi makanan tersebut dengan
masakan-masakan, bentuk serta warna yang menarik untuk anak sehinggga anak mau
untuk memakannya. Tentu saja makanan yang disediakan harus baik dan sehat juga
tidak membahayakan anak itu sendiri dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Tidak dipungkiri ketika pemeliharaan
kesehatan anak usia dini buruk, maka berbagai penyakit dapat diperoleh anak
usia dini. Setiap penyakit memiliki ciri, penyebab dan akibatnya masing-masing.
Gejala penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak usia dini hendaknya
diketahui oleh orangtua dan guru agar dapat memantau perkembangan anak juga
memberikan pelayanan yang tepat untuk anak. Guru di kelas perlu menjelaskan
kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu
pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan jasmani.
Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak sudah mulai
dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya memelihara dan
menjaga kesehatan.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan
pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya dapat dilakukan dengan
imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin kepada seseorang agar
tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat
melindungi anak usia dini dari serangan bermacam-macam virus sehingga
diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih
kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang biasanya digunakan dalam imunisasi, yaitu:
1. BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
2. Polio oral vaksin. Untuk
mencegah panyakit polio
3. DPT (Difteri, Pertusis,
Tetanus). Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
4. Hepatitis B. Untuk mencegah penyakit
Hepatitis B
5. Campak. Untuk mencegah penyakit
campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak
usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga
untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua
dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan
pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak
dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan
anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak
usia dini.
Hubungan Kesehatan
Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali
identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya
kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan
Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah
keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik
atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan
kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau
integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya
melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen
penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud
apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit,
semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi
tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat,
emosional sehat dan spiritualnnya sehat. Pertama, pikiran sehat tercermin
dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut.
Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara
seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap
sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan
tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya
kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun
juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara
psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian
berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.
Lain halnya ketika psikisnya terganggu
maka seringkali menyebabkan fisiknya sakit, dalam hal ini dikenal dengan
istilah somatoform yaitu gangguan mental yang mempengaruhi fisik, tetapi
pada dasarnya, fisiknya tidak mengalami gangguan apa-apa. Adapun contohnya
adalah dengan seorang anak yang megalami gangguan psikis seperti trauma,
stress, takut yang berlebihan seringkali menyebabkan anak memiliki perilaku
menarik diri, nafsu makannya berkurang, bahkan cenderung takut untuk tidur.
Dengan berbagai penyebab tersebut tentunya akan berdampak pada fisik anak yang
lemas karena kekurangan nutrisi dan di sisi lain energinya terkuras karena
munculnya berbagai pemikiran-pemikiran yang tidak sehat dan emosi yang tidak
sehat. Lebih lanjut hal ini berdamapak munculnya penyakit-penyakit fisik
seperti maag, tifus, dan lain-lain.
Selain itu juga, sehatnya fisik anak
juga akan sangat berpengaruh terhadap psikis. Ketika keadaan fisiknya sehat
dalam arti semua organnya normal dan berfungsi normal, maka menunjang terhadap
pemikirannya yang sehat, mampu mengekspresikan emosinya secara positif dan
bahkan mampu berekspresi secara spiritual. Contohnya, anak mampu konsentrasi
dan semangat belajar.
Adapun ketika kondisi fisiknya terganggu
seringkali menyebabkan sakitnya psikis anak atau yang dikenal dengan istilah
psikomatik yaitu gangguan fisik yang mempengaruhi keadaan psikis. Contohnya
adalah ketika anak sakit seperti diare, typus, atau pun gangguan fisik lainnya
cenderung menyebabkan anak menjadi merasa lemas, tidak memiliki semangat untuk
berpikir positif bahkan berdampak terhadap munculnya stress dan depresi karena
penyakit yang dialami. Selain itu juga emosi anak seringkali tidak terkendali bahkan
diekspresikan dengan tantrum.
Berdasarkan uraian di atas dapat
dikatakan bahwa baik kesehatan fisik atau pun psikis merupakan komponen yang
harus senantiasa diperhatikan, dijaga, dan dipelihara. Dengan demikian, anak
akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, baik secara fisik maupun psikis.
Permasalahan
Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
1. Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena
mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan
makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan
serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan
jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan
zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan
zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus
ringan seperti:
1. Pertumbuhan lambat
2. Perut bengkak
3. Tubuh kurus
4. Kehilangan nafsu makan
5. Kehilangan energi
6. Pucat (anemia)
7. Puka di sudut-sudut mulut
8. Sering pilek dan infeksi lainnya
9. Rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius,
yaitu:
1. Berat badan tidak bertambah
2. Pembengkakan kaki (kadang-kadang muka
juga)
3. Pintik hitam, 'memar', atau buka
mengupas luka
4. Rambut menipis atau bahkan rontok
5. Kurangnya keinginan untuk tertawa
atau bermain
6. Luka dalam mulut
7. Kecerdasan tidak berkembang
8. Mata kering (xeroftalmia)
9. Kebutaan
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara
Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Supariasa, I. Penilaian Status Gizi.
EGC, Jakarta, 2002.
Komentar
Posting Komentar